Saturday, October 22, 2022

Book: Pulang-Pergi by Tere Liye


Judul: Pulang-Pergi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Sabak Grip Nusantara
Halaman: 414 hlm
Tahun Terbit: 2021
Rating: 4/5

Matahari meninggi.

Kondisi Bujang membaik. Pusingnya mereda. Rasa sakit di tubuhnya berkurang drastis. Maria duduk menemaninya, sambal menatap kesibukan tukang pukul. Tugas tukang pukul hampir selesai. Sisa-sisa pertempuran tidak terlihat lagi.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang, Maria?” Bujang bertanya.

“Entahlah. Aku belum tahu.” Maria menggeleng perlahan, “Paman Dimitri meneleponku, dia tidak tertarik menjadi ketua baru organisasi Bratva. Dia merasa cukup dengan kota Kiev.”

“Kau bisa jadi ketuanya, Maria. Otets menyiapkanmu sejak kecil.”

Maria tidak menjawab. Menatap langit-langit aula.

“Apa yang kau lakukan sekarang, Bujang?” Maria balas bertanya, menoleh.

Bujang tertawa pelan, “Entahlah, hidupku selalu saja dipenuhi dengan pertanyaan, Maria. Aku tidak tau harus pergi ke mana sekarang, dan aku juga tidak tahu harus pulang ke mana. Pulang… Pergi… Hidupku hanya berputar-putar di persoalan itu saja.”

Maria menatap Bujang. Pemuda ini, hidupnya lebih galau dibanding yang dia kira.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pulang-Pergi adalah buku ke-16 dari Tere Liye yang saya baca. Buku ini adalah lanjutan dari dua seri sebelumnya, Pulang (2015) dan Pergi (2018). Kisah yang menggantung di buku Pergi terjawab di buku ketiga ini.

Masih bercerita mengenai Bujang, ex pemimpin keluarga shadow economy, tukang pukul paling pintar dan ditakuti di Keluarga Tong, yang memilih mundur dari jabatan dan menyerahkan tampuk kekuasaan pada orang kepercayaannya. Bujang sedang berada di pusara mamaknya di Talang, ketika orang kepercayaan Kristney Otets, pemimpin jaringan shadow economy yang paling berkuasa di Rusia, mengirimkan pesan bahwa Bujang harus menunaikan janji untuk bertunangan dengan Maria, putri satu-satunya. Pertunangan akan dijadwalkan 2 hari lagi, dan Otets mengancam akan meratakan pusara mamak dan bapak Bujang apabila ia menolak pertunangan tersebut. Bujang tak mudah digertak, namun ia paham betul, sekali pemimpin Bratva tersebut mengamuk, perang antarkeluarga bisa meletus, menyebabkan keributan besar dan keseimbangan keluarga shadow economy akan terganggu.

Karena itu akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti keinginan Otets, terbang ke Moskow, Rusia, ditemani Salonga, si penembak jitu paling disegani di Asia sekaligus guru menembak Bujang saat baru tiba di Keluarga Tong. Salonga mengajak serta muridnya, Junior. Sesampainya di Rusia, tanpa diduga mereka bertemu dengan Thomas, konsultan keuangan paling lihai yang memang juga dijadwalkan bertemu Otets untuk membahas beberapa rekayasa keuangan mutakhir di bisnisnya. Dari sini, bencana besar sudah menunggu mereka di Rusia. Karena tidak lama sejak sampai di sana, tepat sebelum acara pertunangan Bujang dan Maria yang menjadi acara pernikahan yang dipercepat, sebuah serangan datang dari orang yang tidak terduga.

Natascha sudah dianggap keluarga oleh Otets. Ia tukang pukul yang sejak kecil dididik oleh Otets menjadi tangguh. Ia bahkan yang mengurus dan mengajari Maria bertarung. Ia mengisi kekosongan posisi ibu yang terbunuh dalam penyerbuan saat Maria masih amat belia. Maria bahkan memanggilnya bibi. Namun tanpa disangka, orang kepercayaan tersebut berkhianat. Tepat sebelum prosesi pernikahan yang terpaksa dijalani Bujang, Ia membunuh Otets di depan putrinya dan tamu-tamu yang hadir. Saat itulah, Maria, Bujang, Salonga, Junior dan Thomas lari demi menyelamatkan diri. Mereka berlari lintas negara dari Estonia, Latvia hingga tiba di kota Kiev, Ukraina untuk menemui paman Maria yang sekiranya bisa membantu mengalahkan Natascha dan pasukan Bratva yang telah diambil alih olehnya.

Di Ukraina, mereka menyusun strategi dan berkonsolidasi untuk tidak lagi lari dari kejaran Natascha dan pasukan Black Widownya, namun untuk menyerang balik. Strategi mereka berhasil. Walaupun pada akhir cerita ada kejutan yang tak terduga yaitu munculnya adik tiri Bujang yang ternyata bersekutu dengan Natascha.

Alur cerita yang disuguhkan Tere Liye di novel ini tidak jauh berbeda dari novel-novel sebelumnya. Yang menjadi daya tarik dari buku ini, dan buku-buku Tere Liye lainnya adalah kalian seolah bisa membayangkan dengan sangat jelas situasi yang dialami sang tokoh utama selama bertarung dan berpetualang. Di novel ini saya dibuat kagum dengan latar yang dijelaskan secara rinci mengenai negara-negara yang Bujang dan kawan-kawannya lalui di sepanjang pelarian mereka. Tere Liye jelas melakukan riset yang mendalam mengenai sisi geografis dan sejarah yang menjadi latar cerita. Kali ini ia mengambil latar di seputar negara-negara di Eropa Timur. Rusia dengan arsitektur bangunan yang hebat, Estonia negara berpenduduk paling sedikit di Uni Eropa, Latvia negara kecil yang masih berbatasan dengan Estonia, Belarusia sebuah kota indah yang terdapat banyak kastil dan danau-danau, hingga Ukraina yang terkenal dengan tragedi Chernobyl yang menewaskan lebih dari 1 juta orang.

Tidak pernah membosankan membaca novel ini, dan saya bisa menikmati setiap adegan kejar-kejaran, perang dan bumbu-bumbu komedi yang sedikit ditambahkan pada setiap babnya. Saya terkesan dengan karakter Junior yang dengan sangat baik digambarkan oleh penulis. Karakter pendiam, pengamat, tapi memiliki insting yang tinggi dan cekatan dalam berbagai situasi. Ia berkali-kali menjadi key person dalam agenda penyelamatan Bujang dan kawan-kawan.

Lebih dari itu, melalui novel ini saya mengambil pelajaran bahwa kadang kala seseorang yang amat kita percaya sekalipun bisa berkhianat karena dendam. Amat penting untuk selalu menjaga perilaku dan perkataan kita agar tidak ada seseorang pun yang menyimpan dendam di hatinya untuk kita. Dan novel ini kututup dengan perasaan puas karena adegan penuh adrenalin berakhir happy ending

No comments:

Post a Comment

Book: Pulang-Pergi by Tere Liye

Judul: Pulang-Pergi Penulis: Tere Liye Penerbit: Sabak Grip Nusantara Halaman: 414 hlm Tahun Terbit: 2021 Rating: 4/5 Matahari menin...